- Singapore Part 1 - May 24, 2024
- Trip Pertama Bareng Bocil - February 8, 2024
- Launching Baby Maruko - June 3, 2023
Rekap hari sebelumnya: balikin mobil yang udah nemenin selama 5 hari (hikssss), ngider-ngider Luxembourg, luntang-lantung di sepanjang jalan menuju Munich.
Kamis, 28 April 2022: Touchdown di Munich
1. Sampe di Munich Station
Akhirnyaaaa setelah malam yang panjang dan bikin cangkeul, sampe juga kita di München alias Munich, ibukotanya Bavaria di Jerman! *terharu*
Kita tiba di stasiun sekitar jam setengah 8 pagi. Udara masih dingin, mata kriyip-kriyip, muka kusem gak cuci muka semaleman, ketek bau haseum, punggung cangkeul gara-gara semaleman tidur di bangku kereta yang gak ada nyaman-nyamannya. Tapi kita happy karena cuaca hari ini cakep banget.
Stasiun
Duh, gak kerasa udah hari kedelapan aja kita jalan-jalannya. Rasanya udah bosen city trip melulu, ternyata kota besar di Eropa mah gitu-gitu aja soalnya. Karena dah capek dan gak terlalu excited, rencananya hari ini kita gak bakal jalan-jalan terlalu ambi, cukup keliling city center buat ngeliat Munich ini kotanya kayak apa sih?
Biar rada segeran, abis dari stasiun kita langsung meluncur ke hotel buat ngedrop tas-tas kita yang berat dan numpang cuci-cuci. Abis dari hotel, kita langsung lumayan seger walau masih agak ngantuk.
Wokeee, siap buat ngiderin kota!
2. Ngider-ngider Munich city center
Untungnya, hotel kita di Munich deket banget dari city center. Atas saran dari mas resepsionis yang baik hati, kita jalan kaki sekitar 10 menit doang ke arah Marienplatz, alun-alun yang juga titik tengah kota Munich. Di sepanjang jalan ke Marienplatz, kita nemu beberapa landmark kota Munich.
Mareee kita liatin satu per satu.
St. Michael’s Church
Yang ini sebenernya gak masuk di dalem itinerary kita. Tapi dari sekali lewat Bucik langsung notice ini bangunannya kece banget dan mencrang sendiri karena warnanya putih. Pantesan aja arsitekturnya cakep, ternyata St. Michael’s Church ini gereja Renaissance terbesar di sebelah utara Alps.
St. Michael’s Church
Sitzender Keiler
Alias Statue of Boar/patung babi hutan alias Pumbaa
Terus di jalan yang sama, gak jauh dari St. Michael’s Church kita nemu patung babi yang mirip Pumbaa-nya Lion King. Konon ini lah potret manusia yang kena azab karena ngepet. Wkwk ya engga dong, patung ini bagian dari Hunting and Fishing Museum yang ada di belakangnya. Mitosnya, kalo ngelus-ngelus bagian idungnya bisa bawa hoki. Makanya bagian idungnya shining shimmering splendid.
Om Duke si hoki dan Pumbaa pembawa hoki
Frauenkirche
Alias Church of Our Lady
Nahhh kalo yang ini bisa dibilang salah satu landmark utama kota Munich. Tinggi menjulang, gereja ini punya dua tower yang bisa kita naikin buat ngeliat kota Munich dari atas. Tapi kita milih untuk gak naik ke puncak towernya karena dua alesan. Yang pertama, buat sampe ke puncaknya kita kudu naik tangga yang meliuk-liuk. Capek kakaaaak dah gak ada tenaga nih abis luntang-lantung semalem. Yang kedua, ternyata di Marienplatz ada tower serupa yang bisa kita naikin pake lift, lebih sepi, dan tiketnya lebih murah! Hihihihiiii Bucik paling suka yang murah-murah. Kalo gitu sekarang disini kita cukup liat bagian dalemnya aja.
Bagian depan Church of Our Lady
Interior Church of Our Lady
Munich Old Town model dari perunggu di halaman depan Church of Our Lady
Marienplatz
Alias Mary’s Square/alun-alun
Setelah terdistraksi beberapa kali selama di jalan, akhirnya kita sampe di Marienplatz!
Marienplatz
Wahhh rame banget ternyata alun-alunnya Munich. Gak heran sih, namanya juga pusat kota. Di sekitar kita ada banyak toko, resto, shopping center, sampe pedagang kaki lima. Disini juga ada macem-macem landmark khas Munich yang bisa diliat. Markidot landmark-landmark yang ada disini.
Mariensäule
Alias Marian Column
Persis di tengah-tengah Marienplatz, ada monumen setinggi sekitar 11 meter, namanya Mariensäule atau dalam bahasa Inggris, Marian Column. Monumen ini dibangun dalam rangka memperingati berakhirnya perang tiga puluh tahun waktu Munich dijajah Swedia di 1600an. Di puncaknya, ada patung emas Virgin Mary yang ceritanya jadi simbol perlindungan buat wargi Munich dan Bavaria. Di bagian dasarnya, ada 4 patung angel yang ceritanya lagi battle ngelawan kelaparan, perang, wabah, dan kepalsuan. Anjayyy ngeri kali kepalsuan, ini mah Bucik banget kalo lagi interview kerja. Tiba-tiba jadi extovert, passionate, dan semangat bekerja padahal mah palsu huhu.
Mariensäule
Neues Rathaus
Alias New Town Hall
Nah kalo yang ini gedung paling gede yang ada di Marienplatz, satu gedung sendiri mendominasi sepanjang satu sisi alun-alun. Arsitekturnya ribet, detail, serem, ada banyak jendela sama yang runcing-runcing di atapnya (ga tau namanya apaan), dann yang paling penting ada tower tinggi yang bisa kita naikin. Nanti kita bakal naik ke puncak tower ini buat liat view kota Munich dari ketinggian.
Bagian depan Neues Rathaus (New Town Hall)
Sebelum kita naik tower, kita ngeliat di tengah-tengah dinding towernya ada yang menarik. Dari jauh mirip rumah-rumahan Barbie mainan bocil, tapi nemplok di dinding dan boneka-bonekanya dari kayu. Aksen aneh di tower ini namanya Rathaus Glockenspiel.
Rathaus Glockenspiel (boneka kayu nemplok di tower Neues Rathaus)
Setelah ngezoom pake kamera HP Om Duke yang canggih pisun, baru lah keliatan jelas bentukan si Rathaus Glockenspiel ini. Ternyata boneka-boneka kayunya lagi pose main sirkus sama joged-joged. Tapi ini sebenernya apaan sih? Waktu kita liat langsung, gak ada yang spesial. Tapi ternyata di jam-jam tertentu si boneka-boneka ini bisa beneran nari dan ada lagunya. Wow agak-agak horor tapi menarikkk.
Kuy lah kita masuk ke dalem si tower buat naik ke atasnya. Pas masuk ke dalem gedung, ternyata di dalem Neues Rathaus ada semacam hall lagi. Di dalemnya ada galeri yang mamerin kesenian lokal.
Bagian dalem Neues Rathaus
Skipppp, Bucik sama Om Duke gak suka pameran-pameran beginian. Langsung cus ke atas tower naik lift. Hihihi praktis sekali gak perlu naik-naik tangga. Ngeeeengggg 85 meter kemudian, sampe lah kita di viewpoint kota Munich. Sibucik heboh bener, pengen ke pinggir-pinggir ngeliat view tapi takut ketinggian. Tapi akhirnya berani juga setelah pegangan ke Om Duke walau lutut lemes.
Berpegangan erat. Takut mang, bantu
Ternyata view dari tower bagus banget. Kita bisa liat dengan jelas layout Marienplatz, tower-tower di sekitarnya, sama atap-atap warna merah di seluruh kota. Diluar dugaan kita lumayan impressed. Tadinya agak skeptis, kirain experiencenya bakal sama aja kayak naik ke menara Masjid Raya Bandung.
View dari Tower Neues Rathaus
Althes Rathaus
Alias Old Town Hall
Nah, yang barusan kan Neues Rathaus alias New Town Hall. Masih di Marienplatz, ada juga Althes Rathaus alias Old Town Hall. Gedung yang ini vibenya gak serem kayak yang tadi, warnanya putih mencrang dan atapnya warna merah bata dengan aksen ijo tosca.
Altes Rathaus (Old Town Hall)
Viktualienmarkt
Alias Victuals Market
Neeext…. Di deket Altes Rathaus, ada food market yang rame dan hidup banget. Duh enak kayaknya, tapi puasa euy ora iso makan huhu. Cukup ngiler-ngiler aja sambil keliling nyari souvenir. Ternyata disini bukan tempat yang tepat buat beli souvenir, karena isinya beneran makanan doang sama bunga-bungaan.
Viktualien Market
Heilig-Geist-Kirche
Alias Church of the Holy Spirit
Masih di area food market, Si Ceceu tiba-tiba pengen liat bagian dalem Church of the Holy Spirit. Gak kayak dua gereja yang barusan kita lewatin, yang ini bagian luarnya keliatan biasa aja…..
Bagian luar Church of the Holy Spirit
….tapi pas masuk….. Sugoooooiiii cantik banget, di langit-langitnya ada lukisannya!
Church of the Holy Spirit
Langit-langit Church of the Holy Spirit
Aih, cakeup. Tapi gak kebayang gimana caranya ngegambar di langit-langit setinggi itu, encok encok deh.
Munich Residenz
Karena masih nunggu waktu check-in, niatnya kita mau ngaso-ngaso di taman Hofgarten sampe jam 2. Tapi di jalan menuju ke taman kita malah nemu tempat-tempat menarik.
Yang pertama, Munich Residenz, tempat tinggal keluarga kerajaan Bavaria jaman dulu. Denger-denger bagian dalemnya Munich Residenz ini bagus banget, tapi kita udah terlalu capek buat ngider-ngiderin museum jadi cuma numpang lewat dan lanjut jalan.
Munich Residence
Eh ada Aquaman
Theatinerkirche
Alias Theatine Church
Keluar dari Munich Residence, kita nemu bangunan warna kuning mentereng yang di tengah sinar matahari siang ini bikin sakit mata, namanya Theatine Church. Ternyata ada banyak banget gereja besar di Munich, modelannya beda-beda semua pula. Kalo yang kayak gini Bucik baru pertama kali liat, sekali pintas ngeliat kuning-kuning begini kirain art museum eh ternyata gereja.
Theatine Church
Di sini kita gak masuk, cuma duduk-duduk aja di bagian luarnya numpang neduh. Udah capek kakaaak.
Hofgarten
Neext. Gak jauh dari Theatine Church, sampe lah kita di Hofgarten, taman kecil yang cantik. Kita duduk-duduk ngadem di dalem kubah di tengah-tengahnya sambil liatin bocil lari-larian main di deket air mancur sama mbak-mbak joget-joget heboh bikin Tiktok.
Hofgarten
War Memorial in the Courtyard
Bosen duduk-duduk di Hofgarten, kita pindah ke halaman gedung yang ada di sampingnya, War Memorial of the Courtyard. Enak banget nih suasananya karena di sekeliling kita ijo-ijo. Tapi mataharinya terik betuuuul, rasanya ngaso-ngaso jadi kurang nikmat. Alhasil kita duduk disini sebentar aja terus langsung jalan balik ke hotel buat check-in.
War Memorial in the Courtyard
3. Check-in Hotel
Sekitar jam 3 sore, sampe lah kita di hotel. Akhirnyaaaa check-in juga!!! Fyuuuuhhh lega banget rasanya begitu buka pintu kamar hotel terus disambut kamar yang nyaman dan tempat tidur yang empuk. Langsung deh kita balas dendam tidur teroooosss sampe menjelang buka puasa.
Oh iya beda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini kita gak nginep di Airbnb karena ternyata mahallll luar biasa kalo di Munich. Huhuhuhu untungnya nemu hotel yang decent dan di tengah kota. Yok mariiii kita room tour dulu.
Kamar hotel
Dah gitu doang room tournya hahaha namanya juga cuma kamar. Tapi asli deh enak banget rasanya rebahan lagi setelah capek ngegembel semaleman dan jalan kaki seharian.
4. Buka puasa di Max’s Beef Noodles
Singkat cerita, kita tidur panjang dan pules banget! Sekitar jam setengah 8 kita ciao ke tengah kota lagi buat buka puasa. Kali ini kita mau makan chinese food, soalnya udah kangen banget sama mie-miean dan nasi-nasian.
Mampir lah kita ke Max’s Beef Noodle, chinese resto yang review Google-nya meyakinkan banget. Disini kita pesen mie kuah pake daging sapi sama nasi goreng ayam. Pas makanannya nyampe…. Wow buset porsinya gede amat! Akhirnya kita makan mienya doang, nasi gorengnya dibungkus buat dimakan di hotel pas laper tengah malem eheheu.
Beef Noodle
Wuidiiihhhh asli enak banget ini mienya. Kita makan sampe abis bis bis, kuahnya di seruput sampe tetes terakhir. Om Duke sama Bucik doyan, sampe rebutan segala makannya hahaha. Nasi gorengnya pun setelah dicobain mantap, chili oilnya itu looohhh…. Slurp. Tapi sayang gak kefoto.
Pas mau bayar, sempet rempong nyari ATM karena ternyata si resto cuma terima cash. Yeuuuuu pasti buat ngakalin pajak nih, sama kaya resto paporit Om Duke di Cambridge. Tapi gapapa makanan kita jadi murah hihihi.
Abis makan kita langsung balik lagi ke hotel, makan nasgor yang udah dibungkus sambil nonton Princess Diary (random amat ya wkwk), terus lanjut tidur pules. Kudu puas-puasin dulu tidur di kasur soalnya besok kita bakal ngegembel lagi tidur di bis hahahaha.
Adios,
Sibucik
Benelux + Germany Tour