London, Baby! Greenwich 21 November 2021

Avatar
Latest posts by Sibucik (see all)

Horeeee jalan-jalan lagi!!! Minggu depan Black Friday, maka dari itu hari ini kita ke London, dengan tujuan utama ke Oxford Street untuk survey baju-baju winter yang mau dibeli pas diskon nanti. Tapi sebelum ke Oxford Street, hari ini kita mau mampir dulu ke Greenwich yang ada di pinggiran London dan ngiderin tempat-tempat turis yang ada disana.

Markidot mari kita cekidot!

Minggu, 21 November 2021: Old Royal Naval College, Greenwich, Oxford Street, China Town

Jam 7 pagi. Bangun, siapin bekal 3 macem, pake baju berlapis-lapis, siapin rain coat in case ujan, packing barang-barang penting lainnya, lalu berangkat.

Jam 8. Naik kereta Great Anglia ke Liverpool Street Station.

Jam 9. Sampe Liverpool Street Station, langsung nyambung naik DLR alias Docklands Light Railway alias LRTnya London ke Greenwich. Ini keretanya imut-imut, cepet, dan di sepanjang jalan berasa goyang-goyang kayak diayun-ayun gitu.

Docklands Light Rail (DLR)

Sambil nungguin keretanya nongol, kita buka bekal pertama: PB&J alias peanut butter and jam alias roti gandum pake selai raspberry dan selai kacang (almond sih sebenernya). Sebuah kombinasi yang populer di kalangan bule, memang kedengerannya perpaduan yang aneh tapi surprisingly enak bingit.

Bekal 1: PB&J sandwich

Jam 10. Sampe di Greenwich. Horeee cerah!! Sesuai dengan ramalan cuaca, hari ini cuacanya bagus sekaliiii.

Lovely day, ‘innit?

1. Greenwich market

Gak jauh dari stasiun, ada local market yang jualan macem-macem cemilan, kopi, dan pernak-pernik handmade semacam aksesoris, tas kulit, boneka, hiasan rumah. Cakep lhooo Greenwich Market ini. Vibe-nya lebih enak dan friendly daripada Borough Market yang terlalu sophisticated dan penuh dengan manusia. Disini kita liat-liat doang ga jajan, soalnya jajanannya ga ada yang menggugah selera euy. Coba ada batagor, pasti udah disikat. Berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya, jajan disini seringkali gak worth it karena rasanya B ajah menurut standar lidah Asia kita yang doyannya micin ini. Selain itu, level of kopet-ness meningkat tajam sejak kedatengan surat tilang bertubi-tubi wkwkwkwk. Alhasil agak males jajan kecuali udah tau enak banget.

Greenwich Market

Selesai liat-liat, kita minum cikopi dulu di sebuah gang yang aesthetique. Butuh suntikan kafein biar semangat jalan-jalannya.

Ngopi di The Monsoon Cafe

2. Old Royal Naval College

Habis dari Greenwich Market, kita melipir ke tempat yang paling bikin kita excited yaitu Old Royal Naval College! Horeeee….

Konon, ini dulu sekolahnya para royal navy alias tentara angkatan laut jaman dulu, termasuk Prince Philip. Semacam akmil lah ieu istilahna. Salah satu must-visits kalo ke London, soalnya ini tempatnya cakep bener dan sering banget masuk pilem.

Ajiiiib….. Memang megah banget sih ini bangunannya.

Eniwei, gedung-gedung ini dulunya adalah Royal Hospital for Seamen at Greenwich alias rumah sakit tentara atau sering juga disebut Greenwich Hospital. Lalu di tahun 1873 sampe 1998, baru lah tempat ini berubah fungsi jadi Royal Naval College alias akmil. Sejak 1998, kepengurusannya diambil alih oleh Greenwich Foundation dan namanya berubah jadi Old Royal Naval College. Jadi walaupun namanya masih mengandung kata “Naval College”, akmilnya sendiri udah ga aktif. Sekarang gedung-gedung cakep ini dibuka untuk publik dan setiap hari dikunjungi banyak turis, termasuk dua anak kampung yang dikit-dikit kagum dan sibuk foto-foto berasa calon pengantin yang lagi sesi prewed.

“Uuuuu bagus uuuuu keren uuuuu liat tuh banyak burung UUUU DISITU BISA TUH KITA PASANG TRIPOD!!” – ilustrasi pembicaraan yang tipikal antara si dua anak kampung bernama Sibucik dan Om Duke.

Singkat cerita, Sibucik dan Om Duke ngider-ngider dengan semangat walaupun udara pagi ini dingin banget dan anginnya bikin badan berasa mau terbang.

Old Royal Naval College

Sebelum Old Royal Naval College berdiri, dulunya di spot ini adalah Tudor Palace of Greenwich, tempat tinggal kerajaan dan tempat lahirnya beberapa anggota kerajaan seperti King Henry VIII, Queen Mary I, dan Queen Elizabeth I.

Old Royal Naval College ini beken banget lhoo! Tempat ini pernah dipake syuting pilem Sherlock Holmes, Pirates of the Caribbean, Thor, The Avengers, Tomb Raider, Enola Holmes, Poldark, The Crown, Now You See Me, Cinderella, Mission Impossible, Agents of Shield, Skyfall, Les Miserables, The Foreigner, dannnn lain lain. Banyak bats dah pokoknya. Cekidot listnya disini

Bayangkan, artinya Chris Hemsworth, Anne Hathaway, Angelina Jolie, Johnny Depp pernah ada di spot ini!!!! Sugooooiiii….. *excited*

King Charles Court

Wajah-wajah kebas diterpa angin freezer. In the background: Queen Mary Court.

Bagian luar Painted Hall

Stone pillars di King William Court

Cakeeeup, cem prewed ala pasangan sophisticated

Di balik foto yang terlihat bersahaja ini, ini lah bentukan tripodnya:

Situasi tripod mini: diganjel tas biar ga roboh ditiup angin gelebuk.

Asli, foto pake tripod walaupun praktis tapi kadang perlu effort dan strategi karena kakinya kecil. Tikusruk lah karena ketiup angin, miring lah. Alhasil musti mengerahkan resource lainnya seperti di foto di atas: ganjel pake tas gembol! Dan yang menarik adalah, selama kita disini, kita ga pernah liat turis lain pake tripod mini model begini, apalagi bule. Triknya mereka ya minta fotoin orang. Lagian Amazon disini kurang asik, barang-barangnya gak sekeren Toped wkwkwkwk.

Setelah puas liat-liat akmil eh Old Royal Naval College, kita lanjut jalan lagi menerjang angin kulkas. Asli, udaranya dingin pisuuuun, tangan sampe kebas.

3. Greenwich Observatory

Tujuan berikutnya adalah Greenwich Observatory yaitu tempatnya titik nol garis Meridian. Untuk menuju kesana, kita mesti menyusuri taman luas dan nanjak sedikit.

Pohon-pohon udah hampir botak – tanda-tanda musim dingin sudah dekat

Nanjak ke Greenwich Observatory

Abis nanjak, sampe lah kita di observatory. Ternyata Prime Meridian-nya ada di dalem gerbang. Kita ga jadi masuk soalnya ogah bayar tiket huahahahahaa. Kali ini bukan karena kopet, tapi karena bagian luarnya aja udah banyak yang bisa diliat #alesan.

The Shepherd Gate Clock

Tugu naon iyeu? Ga tau euy mon maap. Tulisan deskripsinya didudukin orang, hiks. Geser atuh Mang.

Dari tugu ini, kita bisa liat London dari atas. Cakeup. Bird-eye view istilah kerennya.

London bird eye view. Anjay.

Karena udah laper, kita duduk di tengah taman yang viewnya bagus, lalu kita buka bekal kedua: nasi, calamari, telor dadar. Nasinya anyep dan udah berbentuk kotak tapi isoke, nasi dan telor kennot go wrong xixixi.

Bekal 2: nasi, telor dadar, calamari

“BRRRRR INI ANGIN DINGIN AMAT CEM DI FREEZER”

Aslining, sepanjang 3 bulan kita disini, gak pernah ngerasain sedingin ini. Anginnya kenceng banget pula. Ini mah berasa duduk di depan kipas, tapi dinginnya kayak freezer nugget Superindo. Karena kedinginan dan terekspos angin, kita makan terburu-buru.

Setelah kenyang, kita pun lanjut jalan ke tujuan berikutnya.

4. Peter Harrison Planetarium

Next stop: Peter Harrison Planetarium, satu-satunya planetarium di London.

Seonggok batu gak berbentuk ini umurnya 4,5 milyar tahun

Ternyata di planetarium ini lagi ada show, tapi sayangnya kita ga bisa masuk karena tiketnya full booked.

Bosen ah. Yuk, kita lanjut jalan ke arah stasiun.

5. Queen’s House

Di seberang Old Royal Naval College yang tadi, ternyata ada bangunan kerajaan yang namanya Queen’s House. Kita pun mampir dan liat-liat. Awalnya kita gak berencana buat kesini, tapi ternyata Queen’s House ini isinya bagus dan sejarahnya menarik buat disimak.

Sejarah Queen’s House

Jadi ceritanya, rumah ini dulu dibangun oleh King James I untuk istrinya, Kanjeng Ratu Anna dari Denmark, sebagai hadiah permintaan maaf karena si Raja ngomong kasar ke si Ratu setelah si Ratu gak sengaja ngebunuh anjing paporitnya Raja waktu lagi hunting.  Luaaarrr biasa ya orang-orang aristokrat ini…. Pasangan ngambek, langsung panggil arsitek buat bikinin rumah. Sungguh tidak relatable dengan kehidupan rakyat jelata. Coba misalnya Sibucik ngamuk sama Om Duke, dibikinin Shin Ramyun aja dah hepi lagi.

Eniwei, sayangnya Ratu Anna meninggal waktu rumah ini masih dibangun. Lalu anaknya King James, Charles I, jadinya menghadiahkan rumah ini buat istrinya, Henrietta Maria.

Yok, kita berkunjung ke rumahnya Kanjeng Ratu Anna dari Denmark.

Samlikuuum….. Punten ya mau liat-liat rumah Kanjeng Ratu.

Bagian depan

Bagian dalem

Ternyata bagian dalemnya lebih mirip museum. Ada banyak lukisan dipajang di setiap ruangan. Alhasil yang kita lakukan disini adalah celingukan liatin lukisan. Cakeup ni lukisannya keren-keren, lengkap dengan deskripsi ceritanya segala lagi.

Headmaster’s drawing room and dining room

The Parting Cheer by Henry Nelson O’Neil, 1861. Ini ceritanya tentang mass migration.

The Sea Maidens by Evelyn De Morgan, 1866. Terinspirasi oleh cerita Little Mermaid, lukisan ini ceritanya tentang 5 sisters yang berusaha menyelamatkan sodaranya yang patah hati dan gak “live happily ever after”.

The King’s Presence Chamber

Nah di ruangan ini ada lukisan yang menarik banget ceritanya, udah cem sinetron stasiun televisi yang lambangnya ikan terbang…. Ini drama tentang King David dan Bathsheba.

David and Bathsheba by Nicolas Poussin, 1630’s. Ilustrasi Mamang David lagi ngintip Bathsheba mandi.

Jadi ceritanya si King David ngintip Bathsheba lagi mandi, terus dia demen. Terus si Bathsheba dihamilin, padahal Bathsheba itu istrinya Uriah, anak buahnya Dapit sendiri! Mamang Dapit pun berusaha memanipulasi supaya seakan-akan si Bathsheba hamil anaknya Uriah, tapi Uriah ga mau pulang ninggalin kerjaan militernya. Akhirnya si David menugaskan Uriah untuk pergi perang dan Uriah pun terbunuh di medan perang. Abis itu si David sekonyong-konyong nikah sama Bathsheba! Waaaahhhhh ngadi-ngadi nih kelakuannya si Dapit. Coba ini kejadian di tahun 2021, habis dia dikunyah netijen Indonesia.

Tapi satu hal yang bikin Sibucik salah fokus: itu si Bathsheba kenapa mandinya di taman ya? Atau itu teras rumah? Apakah orang jaman dulu memang seneng mandi outdoor? *memperhatikan lukisan dengan seksama*

Hadeuh Dapiiiiit Dapit, udah tukang ngintip, makan temen, ngerebut istri orang pulak kau.

Sudah, sudah. Jangan emosi karena lukisan. Mari kita celingukan lagi.

King’s Privy Chamber

Lukisan apa ini ya? Mon maap lupa

St. Michael, 98 Guns by unknown maker.

King’s Bed Chamber

Kanjeng Ratu Anna, empunya rumah.

Langit-langit di Queen’s Presence Chamber

The Tulip Stairs, the first self-supporting spiral stair in Britain.

View dari depan Queen’s House. Banyak yang ice skating.

Baiklah, sudah selesai bertamunya. Saatnya kembali ke udara dingin menusuk tulang dan jalan balik ke arah stasiun.

Di jalan pulang……

“WOW SPOT FOTO WOOOWWW”

Anak kampung pun pasang tripod lagi. Lalu foto-foto seperti anak dari dusun yang excited pergi ke kota (ya memang).

Cekrek. Cakeeuuup. Punten Your Royal Highness.

Di dekat stasiun, kita ngelewatin Cutty Sark, salah satu iconic destinations di Greenwich. Selain Cutty Sark ini, sebenernya masih ada banyak tempat menarik di Greenwich yang bisa kita explore seperti Painted Hall, National Maritime Museum, Eltham Palace and Gardens, dan Blackheath Village.

Cutty Sark

Cakep nih padahal…. Bisa foto norak di ujung kapal ala-ala Jack dan Rose di pilem Titanic HAHAHA. Sayangnya udah terlalu sore, udah ga sempet untuk liat-liat ke dalem Cutty Sark atau ngider-ngider ke tempat lain lagi.

Oke, lanjut jalan! Karena hari ini Minggu, toko-toko di Oxford Street tutup jam 6 sore. Kita harus bergegas!

6. Oxford Street

Finally, ini lah tujuan utama kita ke London hari ini yaitu ke shopping street untuk survey baju winter dan nyoba-nyoba ina inu banyak sekali, mulai dari daleman heattech, sweater wool, legging thermal, sampe coat. Terus, beli ga? Kagak! Wkwkwkwkwk nanti dulu, tunggu Black Friday…. Kita disini cuma untuk liat barang, nyobain ukuran, dan bikin list nanti pas Black Friday mau beli apa aja. Maklum, di dusun Cambridge gak banyak toko. Kalo mau belanja baju kudu onlen. Huhuhuhuhu.

7. China Town

Setelah survey bajunya selesai, kita mulai laper. Lalu kita pun melipir ke China Town, berharap ada nasi pake lauk anget yang enak dan merakyat.

China Town

Sampe lah kita di China Town yang rame sekaleeee. Lalu kita takajuik liat harga makanan.

“ASTAGA KIMBAB SEGULUNG DOANG 12 PON”

“%$@#^&#$& KOREAN PRED CIKEN 25 PON!!!!!”

Aish, jiwa mamak-mamak Sibucik kembali bergejolak. Apaan sih maksudnya kimbab segulung 240 ribu tuh???? Itu kan cuma nasi sama sayur. Bikinnya aja gak pake gas woi -___- #nyolot

Baiklah. Gak usah makan disini, mending nanti makan masakan Sibucik. Udah pasti enak dengan porsi sepuasnya. Sekarang kita jajan bakpao aja dulu huahahahaha.

Lalu kita duduk di luar sambil angetin tangan pake bakpao.

Bakpao ayam jamur haneut ngebul-ngebul

Setelah bakpao habis, waktunya buka bekal ketiga: baked cikin nugget + jukut.

Bekal 3: naget dan jukut

Untuuung aja bawa bekal seabreg-abreg yakan…. Kita pun makan jukut pake sambel indopud sambil masih kesel ngebayangin korean pred ciken 500 ribu. Yakin, rasanya pasti gak beda jauh sama cikin naget kita wkwkwkwkwk.

Selesai makan, kita jalan kaki ke arah stasiun. Jalanan udah mulai meriah dengan dekorasi lampu-lampu Natal. Seru amat ya London pas malem, kalo di dusun Cambridge jam segini toko-toko dan resto dah pada tutup, manusia udah pada masuk rumah.

Lalu di jalan, kita nemu resto Indonesia yang terlihat legit.

“Wahhhh menarik nih menunya! Ada sate dan soto! Sikat!!”

Dengan semangat, kita masuk ke si resto Indonesia. Awalnya agak curiga, ini beneran resto Indonesia nih??? Kok ga ada tanda-tanda orang Indonesia sama sekali. Yang masak bule, waitressnya muka-muka Asia sih tapi kayaknya bukan wong endonesa. Curiga agak abal-abal kayak makanan Indonesia yang kita makan di Oxford. Tapi gakpapa, cobain aja dulu. Kita pun ngantri. Panjang pula nih antriannya!

Setelah berdiri 15 menit, gak ada tanda-tanda kita bakal segera dapet meja. Kita pun mulai bete. Terus akhirnya menyerah. Lalu kita keluar dari antrian, lanjut jalan kaki ke arah stasiun. Keras amat ya hidup di kota besar….

Jam 8 malem, kita sampe di Liverpool Street Station. Lalu kita langsung naik kereta ke arah Cambridge dan tidur di sepanjang jalan. Capek sis.

Sesampainya di stasiun Cambridge…… ASTAGA!!! DINGIN AMAT! Cek weather dot com, buset 3 derajat. Pantesan aja Sibucik menggigil sampe gigi gratak-gratak wkwkwkwk.

Karena laper dan udah capek, kita udah males nyiapin makanan sendiri. Alhasil kita melipir ke Mister Ho, chinese resto paporit di deket rumah. Lalu makan mie goreng ayam & nasi goreng telor.

Chicken fried noodle & egg fried rice Mister Ho

Nah, iniiii baru baleg. Enak, simple, kenyang. Hohohoho!!! Beneran enak loh ini, cocok banget di lidah kita. Yang bikin nendang adalah masakan di resto ini ada wangi-wangi wajan yang kebakar khas Chinese food gitu. Apa sih istilahnya, wok breath ya? Pokoknya aromanya mantep banget, enak lah, puas.

Kita pun makan dengan lahap. Setelah perut kenyang, kita keluar dari resto dan balik ke udara kulkas yang tadi bikin Sibucik kedinginan.

Loh……. Kok? Gak dingin lagi?

Ternyata dari tadi kita bukan kedinginan, tapi kelaperan!!! Huahahahahahaaa kentung memang….

Pelajaran hari ini: kedinginan bisa disebabkan oleh lapar!

Adios,
Sibucik

London Trips

Scroll to Top